Oleh : M. Nigara
KETIKA semua sektor sedang menjerit. Bahkan di saat Kementerian Pemuda dan Olahraga yang berkewajiban mengurus sektor kepemudaan dan keolahragaan, terpaksa menarik rem anggaran sekuat-kuatnya. Ya, ketika Presiden Prabowo terpaksa harus memotong semua anggaran demi perbaikan penataan keuangan negara, semua pihak terpaksa menghentikan langkah sesaat.
Tiba-tiba, satu event bertajuk Bela Negara, melaui cabang olahraga, menyeruak. Tujuh Provinsi dan diawali di Jawa Timur, tepatnya di kota Malang, 7 Februari 2025, tiga cabang olahraga: Pencak Silat, Taekwondo, dan Karate, serempak mencari bakat. Event yang meniru gaya Idol dengan penyisihan dari daerah itu, akan berakhir di Jakarta 7-8 bulan kedepan.
Hebatnya, event ini tidak menggunakan biaya dari pemerintah. Ya, event mandiri ini dicetuskan oleh seorang anak muda, Imelda Irawani Siregar, pengusaha muda. Dia terpanggil untuk menggelar event yang jarang sekali dilakukan oleh siapa pun.
Mengapa ia terpanggil untuk memakai nama Bela Negara? Sebagai anak muda, ia merasa prihatin dengan pergeseran budaya. “Jika dibiarkan, maka ke depan bukan tidak mungkin kita kehilangan anak-anak muda yang mau membela negara!” kata Imel.
Mengapa pilihannya olahraga? Imel yang awalnya sama sekali tidak paham tentang olahraga, melihat kegiatan ketiga cabor itu nyata. Dari olahraga, akan diperoleh: Anak muda yang tangguh dan jujur. “Saya melihat bahwa sportivitas di dunia olahraga adalah nyata. Ini yang dibutuhkan bangsa kita kedepan,” katanya lagi.
Gayung bersambut. Ketika ia bertemu dan berbincang dengan Dirjen pothan serta Direktur Bela Negara di Kementerian Pertahanan, rencana itu disambut hangat. Maka, PT MSA (Milenial Sukses Abadi) tak ragu untuk mendanai event yang kedepannya akan menambah jumlah cabornya dari 3 menjadi lebih banyak lagi.
Kemenpora sendiri sesungguhnya sejak Kemenpora dipimpin Prof. Zainudin Amali, sudah lahir DBON (Desain Besar Olahraga Nasional) terdiri atas: bulutangkis, angkat besi, panjat tebing, panahan, menembak, wushu, karate, taekwondo, balap sepeda, renang, atletik, senam artistik, pencak silat, dan dayung.
Gagasan Imel sesungguhnya sudah sejalan dengan DBON, karena ketiga cabor yang dipentaskan, ada dalam DBON. Hanya saja hingga saat ini DBON belum dapat berjalan dengan baik lantaran terkendala anggaran. Apalagi sekarang di mana semua kementerian dipotong anggarannya.
Sesmenpora Gunawan Suswantoro atas nama Menpora dan KONI Pusat pun tak ragu untuk memberikan dukungan moral. “Event yang bagus, perlu kita dukung,” ujar Sesmenpora.
Kalau saja ada pihak lain yang juga memiliki pemikiran seperti itu, maka bukan tidak mungkin dunia olahraga kita menjadi lebih baik. Bakat itu perlu dicari, dan event itu sangat perlu diperbanyak. “Champions is doesn’t happen by accident, but it needs to be designed, ” begitu semboyan dasar DBON.
Dan, ketika anggaran pemerintah sedang mengalami hambatan, dunia olahraga membutuhkan anak-anak muda yang berani dan kreatif seperti Imel.
Maju terus dunia olahraga kita!
(Penulis adalah Wartawan Senior bidang Olahraga)